Piala Dunia 1950

Setelah Piala Dunia 1938, sepak bola tidur panjang selama 12 tahun. Perang Dunia II yang melanda Eropa serta Asia membuat pelaksanaan Piala Dunia tertunda.

FIFA kembali melaksanakan kongres pada 25 Juli 1946 di Luksemburg. Kongres kali ini menandai kembalinya Inggris Raya (Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia) ke FIFA setelah absen sejak 1929 sehingga total FIFA beranggotakan 29 negara.

Dalam kongres itu, Presiden FIFA Jules Rimet menerima kembali trofi Victoire aux Ailes d'Or dari Wakil Presiden FIFA asal Italia, Dr. Ottorino Barassi.

Ada cerita unik dari trofi itu selama Perang Dunia II. Banyak tentara yang mendatangi rumah Barassi berharap bisa mendapat trofi itu. Tapi Barassi menyembunyikan trofi emas setinggi 30 sentimeter seberat 4 kilogram tersebut dalam kotak sepatu dan dilemparkan begitu saja ke sudut ruangan!

Karena Eropa masih porak-poranda, Brasil pun dipilih sebagai tuan rumah event 1950. Bangga terpilih, Brasil membangun stadion legendaris, Maracana Stadium, yang berkapasitas 220 ribu penonton di Rio de Janeiro.

Brasil juga menyiapkan stadion di Kota Sao Paulo, Belo Horizonte, Curitiba, Recife, dan Porto Alegre.
Sayangnya, penolakan masih terjadi. Skotlandia memberikan tempatnya bagi Inggris, Austria memberikan kesempatan bagi Turki tapi kalah di tangan Yugoslavia.
Prancis menolak hadir, demikian juga dengan Peru, Ekuador, dan Argentina. Sementara wakil Asia, India, yang sebenarnya lolos, tak mendapat izin FIFA karena bermain dengan telanjang kaki!

Dari 16 negara yang seharusnya ikut serta, hanya 13 negara yang hadir dan dibagi dalam empat grup (grup 1 dan 2 terdiri atas empat tim, grup 3 diisi tiga tim, dan grup 4 hanya dua tim).

Di grup 1, Brasil menjadi favorit karena memiliki pemain andal, seperti Friaca, Chico, Jair, Zizinho, dan Ademir. Brasil menundukkan Meksiko 4-0, imbang dengan Swiss 2-2, dan mengalahkan Yugoslavia 2-0.

Penampilan Inggris untuk pertama kalinya berakhir memalukan. Berada di grup 2, menang 2-0 atas Cile di pertandingan pertama, The Three Lions lantas kalah 0-1 dari Amerika Serikat dan 0-1 dari Spanyol.

Di grup 3, tragedi jatuhnya pesawat pemain Torino di Lisabon pada 4 Mei 1949 mempengaruhi penampilan Italia. Juara bertahan ini kalah bersaing dengan Swedia, yang muncul sebagai pemuncak grup.

Sedangkan grup 4, yang hanya ditempati Uruguay dan Bolivia, berkesudahan dengan kemenangan Uruguay. Juara Piala Dunia 1930 ini menang 8-0 lewat hat trick Oscar Muguez, dua gol Juan Schiaffino, serta satu gol Ernesto Vidal, Julio Perez, dan Alcidea Ghiaggia.

Kembali milik Uruguay

Setelah istirahat selama satu pekan, putaran final diikuti tuan rumah Brasil, Uruguay, Swedia, dan Spanyol. Brasil membuka pertandingan dengan menghancurkan Swedia 7-1 dan menggulung Spanyol 6-1 di pertandingan kedua.

Pendukung Brasil sudah siap berpesta karena Selecao hanya butuh hasil imbang dengan Uruguay di pertandingan terakhir, 16 Juli. Apalagi calon lawan Brasil ini hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Spanyol dan menang 3-2 atas Swedia.

Tapi di hadapan 193.850 penonton di Stadion Maracana, drama itu terjadi.

Brasil membuka gol lewat Silbino Cradoso Friaca pada menit ke-47. Namun, Uruguay membalikkan keadaan saat menyamakan kedudukan lewat Juan Alberto Schiaffino pada menit ke-66. Dan Alcides Edgardo "Chico" Ghiggia mencetak gol kemenangan 11 menit menjelang pertandingan usai.

Kegagalan itu benar-benar memukul Selecao. Bahkan ofisial Brasil sampai lupa memberikan trofi kepada Uruguay. Presiden Jules Rimet terpaksa turun ke lapangan dan menyerahkan trofi kepada kapten Uruguay sekaligus menutup turnamen.

Bagi publik Uruguay, kemenangan itu selalu jadi kemenangan. Sampai sekarang, setiap kali timnya menghadapi Brasil, mereka selalu bernyanyi, "Maracana.. maracana.. maracana...."

Terlepas dari drama Maracana, Taca de Mondo atau Piala Dunia 1950 menjadi Piala Dunia paling sukses. Piala Dunia dan sepak bola kini memasuki era baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Piala Dunia 1958

MU juara liga champions (lagi)

Bambang Pamungkas 2